Senin, 06 Juni 2011

DZIKIR, Antara Orang HIDUP dengan Orang MATI

Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati" (HR. Bukhari)

Subhanallah, sungguh menggetarkan sekaligus menakutkan melihat perbandingan orang-orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir, seperti antara orang HIDUP dan orang MATI.


Dzikir dapat menjernihkan hati, melunakkan kerasnya hati, menaklukkan kerasnya kepala kesombongan, penjaga kebiasaan taubat, penumbuh rasa menyesal atas dosa dan kesalahan, pengingat banyaknya nikmat, menjadi energi penggerak rasa syukur, dan menjadi energi ruh dan hati.

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A'raf: 205)

Ayat di atas memberikan informasi bahwa dzikir dilakukan dengan sikap Tadharru' (merendahkan diri dan menghinakan diri dihadapan allah SWT.) disertai rasa takut kepada-Nya dengan suara antara diam dan suara keras.

"Katakanlah, Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganla kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah diantara kedua itu." (QS. Al-Isra': 110)

Dzun Nun Al-Misri menegaskan, "seorang yang benar-benar berdzikir kepada Allah akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia diberi ganti dari segala sesuatu.'

Jadi, jangan anggap sepele upaya dan usaha kita mendekatkan diri kepada Allah. Pertolongan segera datang karena kita memang mempersiapkan diri untuk menerima datangnya pertolongan allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar