Selasa, 07 Juni 2011

MENGAPA ANDA MASIH JUGA TIDAK SEGERA BERUBAH

Ada empat kebiasaan mengapa banyak orang tidak segera melakukan perubahan dalam hidupnya ,terutama dalam persoalan ekonomi.
Keempat kebiasaan yang dimaksud adalah:

Pertama: pengingkaran terhadap realitas yang sudah jauh berubah
Orang-orang disekitar kita yang tetap saja tidak mau melakukan perubahan dalam ekonominya umumnya menginginkan kenyataan lingkungan kerjanya sudah jauh berubah. Tiba-tiba mereka merasa jauh tertinggal oleh orang-orang disekitarnya, akhirnya mereka menyerah dengan keadaan itu.

Kedua: arogansi, enggan menerima umpan balik 
Secara filosofis sering dikatakan, kita diberi dua telinga oleh Tuhan dan hanya dianugrahi satu mulut tujuan agar kita lebih sering membuka diri dengan cara menerima nasehat, umpan balik, saran dan kritik membangun daripada mengkritik, menyalahkan, menggurui dan sebagainya.

Jadi ketika sejumlah orang tidak mau berubah, ini lebih disebabkan ketidakpahaman bahwa umpan balik, saran dan kritik sejumlah orang jauh lebih menguntungkan dari sekedar pemahaman dan persepsi dari diri kita  sendiri terhadap berbagai problem.

Ketiga: sikap puas diri
Sikap ini membuat sejumlah orang merasa sudah cukup dengan apa yang sudah dicapai. Sikap ini menciptakan rasa tidak perlu lagi berubah, karena semua yang dibutuhkan sudah tersedia.
Keempat: tidak menyadari adanya persaingan
Kompetensi, persaingan, adu hebat, cepat-cepatan atau apapun istilahnya menciptakan rangsangan kesadaran untuk memenangkan kompetensi atau persaingan itu. Sebaliknya kehidupan yang berjalan datar-datar saja, tanpa ada persaingan membuat banyak orang tidak terdorong dan tidak tertantang melakukan sesuatu dengan cara terbaik dan paling baik dalam hidupnya. (Ahmad Arqom, Majalah Oase LMI, Juni 2011)

Senin, 06 Juni 2011

DZIKIR, Antara Orang HIDUP dengan Orang MATI

Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati" (HR. Bukhari)

Subhanallah, sungguh menggetarkan sekaligus menakutkan melihat perbandingan orang-orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir, seperti antara orang HIDUP dan orang MATI.


Dzikir dapat menjernihkan hati, melunakkan kerasnya hati, menaklukkan kerasnya kepala kesombongan, penjaga kebiasaan taubat, penumbuh rasa menyesal atas dosa dan kesalahan, pengingat banyaknya nikmat, menjadi energi penggerak rasa syukur, dan menjadi energi ruh dan hati.

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A'raf: 205)

Ayat di atas memberikan informasi bahwa dzikir dilakukan dengan sikap Tadharru' (merendahkan diri dan menghinakan diri dihadapan allah SWT.) disertai rasa takut kepada-Nya dengan suara antara diam dan suara keras.

"Katakanlah, Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganla kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah diantara kedua itu." (QS. Al-Isra': 110)

Dzun Nun Al-Misri menegaskan, "seorang yang benar-benar berdzikir kepada Allah akan lupa segala sesuatu selain dzikirnya. Allah akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia diberi ganti dari segala sesuatu.'

Jadi, jangan anggap sepele upaya dan usaha kita mendekatkan diri kepada Allah. Pertolongan segera datang karena kita memang mempersiapkan diri untuk menerima datangnya pertolongan allah SWT.

Minggu, 05 Juni 2011

Membuka Pintu Rahmat dengan Dzikir

Sesungguhnya kita berdzikir untuk membuat "hitung-hitungan" dengan Allah, bukan juga ingin bila membaca ini dan itu akan mendapat ini dan itu dari Allah. Sekali lagi bukan! Hendaknya kita berdzikir karena ingin meraih ridha-Nya dan sekaligus wujud penghambaan kita.

Dzikir merupakan "makanan pokok" bagi hati dan ruh. Dalam ungkapan lain, dzikir adalah energi hati dan ruh atau seperti ikan dan air.

Ibnu Qayyim Al-Jauzi mengatakan ada lebih dari seratus keutamaan/faedah dzikir, antara lain:
Dzikir itu memuji Allah, do'a itu meminta (dipenuhi) hajat atau keperluan. maka dzikir lebih baik daripada do'a (permohonan). Dzikir dan pujian kepada Allah SWT. menjadi sebab do'a terkabul. Membaca Al-Qur'an lebih baik dari bacaan, dan dzikir lebih baik dari do'a.

Jumat, 03 Juni 2011

Abu Hurairah, Utamakan Lapar Ilmu Daripada Lapar Makanan

Meski hanya empat tahun hidup bersama Rasulullah saw. namun beliau telah menghafal dan meriwayatkan 5.374 hadits dari Nabi saw.

Abu Hurairah selalu menemani dan melayani Rasulullah saw. kapan pun dan dimana pun beliau berada. karena itu ia mendapat banyak ilmu dari Rasulullah saw. Maka ia mampu menghafal lebih banyak hadits daripada sahabat lain yang lebih senior.

Salah satu kelebihan Abu Hurairah adalah rasa laparnya akan ilmu mengalahkan rasa laparnya terhadap makanan.

Suatu hari, Abu Hurairah menceritakan keadaannya. Ia berkata, "Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia. aku pernah merapatkan perutku ke tanah karena lapar. aku mengikat perutku. Aku juga pernah terduduk kelaparan disebuah jalan yang biasa dilalui orang. dari kejauhan, Nabi saw. tersenyum saat melihatku. Sepertinya beliau mengerti keadaanku setelah beliau memperhatikah ekspresi wajahku dan posisi tubuhku".

Kemudian Nabi saw. memanggilku, "Wahai, Abu Hirr (panggilan akrab Abu Hurairah, artinya pemilik kucing kecil).

"Labbaik ya Rasulullah".

"Ikutlah denganku," ucap nabi saw.

Lalu aku menemani Nabi saw. menuju salah satu ruma keluarga beliau. nabi saw. pun masuk. Aku minta izin masuk dan beliau mengizinkannya. Disana ada segelas susu. Nabi saw. bertanya kepada penghuni rumah, "dari mana asal susu ini?"

"Seorang perempuan menghadiahkan untuk engkau, wahai rasulullah," jawab penghuni rumah.

"Wahai Abu Hirr."

"Labbaik ya Rasulullah," jawabku.

"Temuilah ahlu suffah itu. ajaklah kemari."

Saat memanggil ahlu suffah, Aku berkata sendiri, "mengapa susu ini diberikan kepada Ahli Shuffah? padahal aku paling pantas untuk minum susu itu agar kekuatanku pulih.apabila Ahli Shuffah kemari, beliau pasti menyuruhku memberikan susu itu kepada mereka dan kemungkinan saya tidak mendapat bagian dari susu itu. maka, perasaanku jadi tidak enak karena ini. tapi taat kepada allah dan Rasul harus diutamakan."

Setelah ahli Shuffah tiba dan duduk mengelilingi Nabi saw. kemudian nabi saw berkata, "Wahai abu Hirr."

"Labbaik ya Rasulullah."

'Ambil susu itu dan bagikan kepada mereka."
Abu hurairah berkata sendiri, "Aku sangat berharap aku mendapat bagian dari susu ini. Dan ini bukan berarti aku tidak taat kepada Allah dan Rasul sama sekali."

Namun aku tetap melaksanakan perintah Nabi saw. Aku memberikan susu itu kepada ahli Shuffah. Satu persatu minum sampai puas. Demi izin Allah, susunya tidak habis-habis meski telah diminum banyak orang. setelah semua minum, nabi saw. mengambil gelas itu. Nabi saw. memandang Abu Hurairah sambil tersenyum.

"Wahai Abu Hirr."

"labbaik ya Rasulullah."

"Sekarang tinggal aku dan kamu."

"Engkau benar ya Rasulullah."

"Duduklah dan minumlah."

Maka aku duduk dan meminumnya. "Minumlah." ucap nabi saw. berkali-kali menyuruhnya minum. aku terus minum hingga akhirnya aku berkata, "Tidak, demi Zat yang mengutusmu dengan kebenaran! perut saya tidak muat lagi." Lantas Nabi saw. bersabda, "Bawa kemari gelas itu." kemudian, nabi saw. memuji Allah, menyebut asma-Nya dan kemudian meminumnya. (Sumber majalah Al-Falah, Juni 2011).